Tugas 2 Etika Bisnis..
Etika Bisnis dari sudut moral agama..(Misal dalam Agama Islam)
Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tetntang etika bisnis, maka landasan filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran "pihak ketiga" (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam tidak semata-mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.
Prinsip moral Islam yang didasarkan pada keimanan kepada akhirat diharapkan dapat mendorong prilaku positif di dunia. Selain itu ada falsafah moral Islam yang diharapkan dapat mencegah prilaku curang muslim, Al-Qur'an sebagaimana Adam Smith mengkaitkan system ekonomi pasar bebas dengan "hukum Kodrat tentang tatanan kosmis yang harmonis". Mengaitkan kecurangan mengurangi timbangan dengan kerusakan tatanan kosmis, Firman-Nya : "Kami telah menciptakan langit dan bumi dengan keseimbangan, maka janganlah mengurangi timbangan tadi." Jadi bagi Al-Qur'an curang dalam hal timbangan saja sudah dianggap sama dengan merusak keseimbangan tatanan kosmis, Apalagi dengan mendzhalimi atau membunuh orang lain merampas hak kemanusiaan orang lain dalam sektor ekonomi)
Seringkali ada anggapan bahwa jika sekedar berlaku curang dipasar tidak turut merusak keseimbangan alam, karena hal itu dianggap sepele, tetapi jika itu telah berlaku umum dan lumrah dimana-mana dan lama kelamaan berubah menjadi semacam norma juga, maka jelas kelumrahan perilaku orang itu akan merusak alam, apalagi jika yang terlibat adalah orang-orang yang punya peran tanggung jawab yang amat luas menyangkut nasib hidup banyak orang dan juga alam keseluruhan.
Jadi kesimpulannya, dalam agama tidak hanya agama islam, tentunya menganjurkan agar umatnya beretika dalam segala bidang, khususnya di bidang bisnis. Karena manusia berbisnis tujuannya untuk mendapatkan keuntungan bagi kelangsungan hidupnya, hendaknya keuntungan tersebut didapat dengan cara yang baik, agar kehidupan yang dijalani kedepannya pun menjadi baik. Sesuatu yang baik pasti menimbulkan hal yang baik pula. Manusia hendaknya selalu ingat bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti atas sepengetahuan Tuhan YME, maka etika dalam kehidupan harus tetap dilakukan agar manusia dapat hidup bahagia di dunia maupun diakhirat kelak....
Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tetntang etika bisnis, maka landasan filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran "pihak ketiga" (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam tidak semata-mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.
Prinsip moral Islam yang didasarkan pada keimanan kepada akhirat diharapkan dapat mendorong prilaku positif di dunia. Selain itu ada falsafah moral Islam yang diharapkan dapat mencegah prilaku curang muslim, Al-Qur'an sebagaimana Adam Smith mengkaitkan system ekonomi pasar bebas dengan "hukum Kodrat tentang tatanan kosmis yang harmonis". Mengaitkan kecurangan mengurangi timbangan dengan kerusakan tatanan kosmis, Firman-Nya : "Kami telah menciptakan langit dan bumi dengan keseimbangan, maka janganlah mengurangi timbangan tadi." Jadi bagi Al-Qur'an curang dalam hal timbangan saja sudah dianggap sama dengan merusak keseimbangan tatanan kosmis, Apalagi dengan mendzhalimi atau membunuh orang lain merampas hak kemanusiaan orang lain dalam sektor ekonomi)
Seringkali ada anggapan bahwa jika sekedar berlaku curang dipasar tidak turut merusak keseimbangan alam, karena hal itu dianggap sepele, tetapi jika itu telah berlaku umum dan lumrah dimana-mana dan lama kelamaan berubah menjadi semacam norma juga, maka jelas kelumrahan perilaku orang itu akan merusak alam, apalagi jika yang terlibat adalah orang-orang yang punya peran tanggung jawab yang amat luas menyangkut nasib hidup banyak orang dan juga alam keseluruhan.
Jadi kesimpulannya, dalam agama tidak hanya agama islam, tentunya menganjurkan agar umatnya beretika dalam segala bidang, khususnya di bidang bisnis. Karena manusia berbisnis tujuannya untuk mendapatkan keuntungan bagi kelangsungan hidupnya, hendaknya keuntungan tersebut didapat dengan cara yang baik, agar kehidupan yang dijalani kedepannya pun menjadi baik. Sesuatu yang baik pasti menimbulkan hal yang baik pula. Manusia hendaknya selalu ingat bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti atas sepengetahuan Tuhan YME, maka etika dalam kehidupan harus tetap dilakukan agar manusia dapat hidup bahagia di dunia maupun diakhirat kelak....
1 Komentar:
Pada 11 Desember 2009 pukul 01.37 , hardiansyah mengatakan...
tugas blog mu sangat hebat
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda